Pertemuan Tim AWPF Bersama Kedutaan besar Canada

Pertemuan Tim AWPF Bersama Kedutaan Besar Belanda

senin

13 Maret

2024

Pertemuan Tim AWPF Bersama Kedutaan besar Jerman

Pertemuan Tim AWPF Bersama Kedutaan Besar Swedia

Pertemuan Tim AWPF Bersama INFID

women's Peace Foundation

Women's Peace Foundation

Selamat Datang Di Website Official AWPF

Aceh Women's for Peace Foundation (AWPF)

Aceh Women’s for Peace Foundation (AWPF) or Yayasan Perempuan Aceh untuk Perdamaian, is a Civil Society Organization in Aceh that has a concern issue in encouraging the Enforcement of Women’s Rights and Building Peace.

Terciptanya Perdamaian dalam kehidupan sosial yang bersandar pada terselenggaranya Kesetaraan Gender dan Penegakan Hak Perempuan.
Membantu proses pembelaan hukum atas berbagai kasus pelanggaran Hak Perempuan;
Tujuan Tercapai
0%

IRMA SARI, SH.I

Executive Director

AWPF

Kegiatan Aceh Women's
for Peace Foundation (AWPF)

Peningkatakan Kapasitas Kelompok Dampingan AWPF

Bener Meriah – Puluhan Pemuda mengikuti acara pelatihan hak reproduksi remaja di Mah Perilungi Homestay. Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Pada Tanggal 29 Desember 2024 Kegiatan pelatihan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.

Pertemuan AWID Internasional Forum Di Bangkok

Kegiatan dilaksanakan di QSNCC Bangkok. Kegiatan ini bertujuan  membawa isu dan suara perempuan dan kelompok rentan lainnya ke ruang advokasi, membangun atau memperkuat keterampilan, pemahaman dan analisis agar lebih mampu berkontribusi pada perubahan feminis dan sosial,serta terhubung dengan jaringan yang berkontribusi pada Hak Asasi Manusia.

Pertemuan AWPF Dengan Kedutaan Besar Swiss

 

Pertemuan berlangsung pada bulan februari 2020 di Jakarta. Kegiatan bertujuan untuk bersilaturrahmi dan membangun jaringan dengan kedutaan besar.

Gerakan Perempuan Aceh Memperingati Hari Perempuan Internasional di Banda Aceh

Gerakan perempuan Aceh mengelar kegiatan sepeda santai dalam rangka peringatan hari perempuan internasional di Blang Padang Banda Aceh.

Peran Perempuan dalam Proses Perdamaian Diperkuat Melalui Simposium Regional ASEAN-IPR di Jakarta

Jakarta, 8 Mei 2025 – ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN-IPR) sukses menyelenggarakan Simposium Regional bertema Women in Peace Processes pada tanggal 5–8 Mei 2025 di Jakarta. Kegiatan ini mempertemukan para pakar, praktisi, akademisi, dan perwakilan pemerintah dari negara-negara anggota ASEAN untuk memperkuat peran perempuan dalam proses perdamaian di kawasan.
Simposium ini menjadi wadah dialog dan pertukaran pengetahuan tentang keterlibatan perempuan dalam resolusi konflik, mediasi, dan pembangunan pascakonflik. Berbagai sesi panel dan diskusi interaktif menyoroti tantangan struktural yang dihadapi perempuan, serta strategi konkret untuk meningkatkan partisipasi bermakna mereka dalam agenda perdamaian.
Direktur Eksekutif ASEAN-IPR, dalam sambutannya menyatakan bahwa keterlibatan perempuan bukan hanya penting dari sisi keadilan gender, tetapi juga telah terbukti meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan perdamaian.
Acara simposium ini juga menjadi bagian dari komitmen ASEAN untuk mendorong implementasi Agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (Women, Peace, and Security/WPS) di tingkat regional.
Setelah rangkaian simposium, kegiatan dilanjutkan dengan program Capacity Building pada 7- 8 Mei 2025 yang difokuskan pada penguatan kapasitas para peserta, khususnya perempuan pemimpin komunitas dan organisasi masyarakat sipil. Program ini mencakup pelatihan mediasi konflik, negosiasi, dan advokasi kebijakan berbasis gender, yang bertujuan untuk memperkuat keterampilan praktis dalam mendukung perdamaian yang inklusif dan berkelanjutan di negara masing-masing.
Kegiatan ini menandai langkah penting ASEAN dalam memperkuat komitmennya terhadap perdamaian yang adil dan setara gender di kawasan Asia Tenggara.

ASEAN-IPR Luncurkan Database Digital Perempuan Penggerak Perdamaian

Jakarta, 6 Mei 2025 – Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN-IPR) dengan dukungan Kementerian Luar Negeri Norwegia melalui Norway-ASEAN Regional Integration Programme (NARIP), meluncurkan situs www.womeninpeace.asean-aipr.org. Situs ini sebagai basis data digital yang yang mendokumentasikan kontribusi perempuan penggerak perdamaian di tingkat akar rumput di kawasan ASEAN, sebagai upaya mengakui peran vital mereka dalam mewujudkan perdamaian berkelanjutan di kawasan. Peluncuran ini bertepatan dengan berlangsungnya Regional Symposium and Capacity Building bertajuk “Her Stories, Our Peace: Women’s Journey in ASEAN Peace Processes” yang diselenggarakan pada 5-8 Mei 2025 di Jakarta. Acara tersebut dihadiri lebih dari 30 peserta, termasuk anggota ASEAN Women for Peace Registry (AWPR) dan para aktor penggerak perdamaian dari seluruh kawasan ASEAN. Basis data digital ini merupakan komponen utama dari program “Women in Peace Processes” ASEAN-IPR. Ini bertujuan untuk menyoroti kisah-kisah inspiratif dari para perempuan penggerak perdamaian di akar rumput serta kontribusi mereka dalam memajukan Agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (Women, Peace and Security – WPS).  Katalog digital ini mencerminkan beragam dinamika konflik, situasi keamanan, dan prioritas nasional yang ada di kawasan ASEAN. Database ini diharapkan dapat menjadi referensi berharga bagi para pembuat kebijakan, peneliti, dan akademisi yang berkecimpung dalam isu-isu terkait Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan. Situs tersebut kini dikelola dan dioperasikan di bawah situs utama ASEAN-IPR, yaitu www.asean-aipr.org.

Irma Sari Wakili Aceh Women’s for Peace Foundation di Simposium ASEAN IPR tentang Perempuan dan Perdamaian di Jakarta

Jakarta, 8 Mei 2025 — Irma Sari, perwakilan dari Aceh Women’s for Peace Foundation (AWPF), turut serta dalam Simposium ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN IPR) yang membahas peran perempuan dalam proses perdamaian. Acara ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 5–8 Mei 2025 dan dihadiri oleh para perempuan pegiat perdamaian dari seluruh negara anggota ASEAN. Simposium yang berlangsung selama empat hari ini menjadi ajang penting bagi pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan strategi antarperempuan yang terlibat langsung dalam upaya rekonsiliasi dan pembangunan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Dengan mengusung tema “Empowering Women Peacebuilders for Sustainable Peace in ASEAN”, kegiatan ini menyoroti kontribusi signifikan perempuan dalam mendorong penyelesaian konflik dan memperkuat kohesi sosial. Dalam kesempatan tersebut, Irma Sari berbagi pengalaman tentang peran AWPF dalam mempromosikan perdamaian berbasis komunitas di Aceh pasca-konflik. Ia menekankan pentingnya pelibatan perempuan secara bermakna dalam setiap tahap proses perdamaian, mulai dari pencegahan konflik hingga rekonstruksi sosial. “Keterlibatan perempuan bukan hanya sebagai korban, tetapi sebagai agen perubahan adalah kunci bagi perdamaian yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Irma Sari dalam salah satu sesi diskusi panel. Keikutsertaan Irma Sari sekaligus memperkuat posisi Aceh sebagai salah satu wilayah yang memiliki pengalaman unik dalam membangun perdamaian pascakonflik, serta menjadi wadah bagi pengakuan kontribusi perempuan Aceh di kancah regional. Simposium ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk memperkuat kebijakan dan kerangka kerja ASEAN dalam mendorong peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan, yang akan dibawa ke forum-forum kebijakan tingkat tinggi ASEAN.

Berikan Komentar Dan Tanggapan Anda

Hubungi Kami Sekarang

Berikan Komentar Anda